Dari Marxisme ke Nenengisme: Fanpage Viral yang Berubah Haluan dan Jadi Hiburan Warganet

 



Kediri,  radarhukum.net  – Nama Neneng Rosyidina mendadak viral di media sosial, terutama di platform Facebook. Hal ini bermula dari fanpage Marxisme Indonesia yang tiba-tiba berubah nama menjadi Neneng Rosyidina. Pergantian nama tersebut sontak mengundang perhatian, mengingat sebelumnya halaman tersebut membahas konsep ekonomi dan sosial ala Karl Marx.

Yang menarik, setelah perubahan nama, fanpage tersebut kini aktif mengunggah foto-foto komunitas ibu-ibu yang berkebun. Neneng sendiri mengaku tidak memiliki latar belakang tentang Marxisme dan bahkan sempat mengira bahwa Marxisme hanyalah nama sebuah band.

"Setahun yang lalu, saya aja baru dengar nama Marxis. Yang saya pikir dulu itu kaya nama band. Jadi saya suruh ubah aja jadi nama saya, toh mau dibuat Facebook pro," tulis Neneng dalam unggahan di akunnya.

Namun, perubahan ini justru menimbulkan kebingungan. Banyak pengguna yang masih bertanya tentang konsep Marxisme kepada Neneng. Merasa tak ingin dikaitkan dengan hal tersebut, Neneng pun dengan tegas meminta agar orang-orang berhenti menyebutnya sebagai penganut Marxisme.

"Jadi stop nanya-nanya dan nyebut saya penganut. Dan please lah buat kalian yang fans Marxis, terima kenyataan bahwa page ini sekarang udah jadi Neneng Rosyidina," imbuhnya.

Alih-alih menanggapi dengan serius, warganet justru menjadikan fenomena ini sebagai bahan guyonan. Banyak yang menyebut Neneng sebagai pencetus paham baru, yakni Nenengisme, yang dianggap sebagai "pesaing" Marxisme, namun dengan pendekatan yang lebih santai dan menghibur.

Neneng sendiri merespons fenomena ini dengan positif. Ia bahkan ikut bermain dengan tren tersebut dengan mengunggah foto-foto ibu-ibu berkebun disertai dengan caption yang secara humoris menyerempet konsep-konsep ala Marxisme.

Fenomena Nenengisme ini menjadi contoh bagaimana media sosial dapat mengubah suatu topik yang awalnya serius menjadi hiburan yang dinikmati banyak orang. Netizen pun semakin antusias mengikuti perkembangan fanpage tersebut, yang kini lebih fokus pada komunitas perkebunan dan kegiatan ibu-ibu di desa.(Red.AL)

0 Komentar