Kesaksian Santri Selamat Saat Bangunan Ponpes Al Khoziny Ambruk

  

Sidoarjo ,radarhukum.net  – Muhammad Rijalul Qoib (13), santri asal Sampang, masih syok usai lolos dari maut ketika bangunan tiga lantai Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, ambruk pada Senin (29/9/2025) sore.

Rijalul menuturkan detik-detik mencekam saat bangunan roboh. “Awalnya ada truk ngecor di lantai paling atas. Nggak diisi setengah dulu, tapi langsung full. Tiba-tiba runtuh. Yang paling parah itu bagian tengah,” katanya.

Saat kejadian, ratusan santri sedang bersiap salat asar di lantai pertama musala. Rijalul mengingat jelas suara reruntuhan sebelum bangunan ambruk. “Dengar suara batu jatuh, makin lama makin kencang,” ujarnya.

Tertimpa Atap, Cari Jalan Selamat

Rijalul yang berada di musala langsung mencoba lari keluar menuju tempat wudhu. Namun, naas, reruntuhan atap sempat menimpanya. “Atap itu kena muka saya,” ungkapnya.

Dalam kondisi panik, ia tetap berusaha mencari jalan keluar. Beruntung, ada celah di antara puing-puing serta bantuan dari orang lain yang menunjuk arah. “Saya cari slempitan. Ada yang teriak, ‘lewat sini’. Saya langsung lari ke situ,” tuturnya.

Meski selamat, Rijalul mengaku masih trauma. Ia belum tahu kabar teman-temannya yang kemungkinan masih terjebak di dalam reruntuhan. “Saya sendirian. Ada teman yang sepertinya masih di dalam,” katanya lirih.

Pembangunan Sudah 9 Bulan

Pengasuh Ponpes Al Khoziny, KH Abdus Salam Mujib, membenarkan bahwa bangunan yang roboh sedang dalam tahap pengecoran terakhir di bagian dek atas. “Proses pembangunan sudah 9–10 bulan. Hari ini pengecoran terakhir, mulai dari pagi,” jelasnya.

Hingga malam, proses evakuasi santri masih berlangsung. Ketua RT setempat, Munir, menambahkan ambruknya bangunan terjadi sekitar pukul 15.00 WIB, sesaat setelah salat asar. “Ada suara gemuruh, getaran seperti gempa, ternyata musala yang runtuh,” ungkapnya.

Ratusan santri diperkirakan berada di dalam saat insiden terjadi.

0 Komentar