KEDIRI ,radarhukum.net – Desa Manggis, Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri, kini tengah jadi buah bibir. Semua berawal dari langkah inovatif mahasiswa Universitas Nusantara PGRI (UNP) Kediri yang memperkenalkan konsep “8 Pojok” melalui Program Peningkatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa).
Konsep ini menghadirkan desa sebagai laboratorium hidup, menggabungkan literasi, teknologi, ekonomi kreatif, hingga pelestarian budaya. Kegiatannya beragam, mulai dari sempoa edukatif untuk anak-anak, pengolahan sampah 3R, budidaya lele dan kangkung, sampai pelatihan coding game bagi siswa sekolah dasar.
“Program kami rancang sesuai kebutuhan dan potensi desa. Mulai anak-anak, pemuda, hingga ibu rumah tangga semuanya bisa ikut terlibat,” ujar Redista Nazriana, salah satu mahasiswa Pendidikan Matematika UNP Kediri, Sabtu (27/9/2025).
Tak hanya berupa pelatihan, mahasiswa juga menghadirkan produk nyata: sempoa dari barang bekas, lilin aromaterapi, tas anyaman, peta wisata interaktif, website Desa Manggis, hingga aplikasi 360° berbasis AR/VR yang mengenalkan budaya desa ke ranah digital.
Menurut dosen pendamping, Ika Santia, program ini merupakan bagian dari gagasan kampus bertajuk “Lingkar Desa Cerdas”. “Delapan pojok lahir dari potensi Desa Manggis. Ada wisata, kesenian, UMKM, hingga literasi. Semua diberdayakan untuk melahirkan inovasi sekaligus meningkatkan taraf hidup masyarakat,” jelasnya.
Program yang didukung Kemendikbudristek ini melibatkan mahasiswa lintas prodi, dari Matematika, Manajemen, Penjas, BK, hingga Biologi. Hasilnya, lebih dari 150 warga aktif terlibat selama lima bulan.
Sri Mariati, warga Dusun Ringin Bagus, merasakan langsung manfaatnya. “Dulu saya hanya bisa bikin tas sederhana. Sekarang sudah bisa merajut, macramé, dan menjahit. Hasilnya pun dipasarkan secara daring,” tuturnya.
Pemerintah desa pun menilai langkah mahasiswa ini membuka peluang usaha baru. “Banyak ibu-ibu petani bisa ikut setelah pulang dari sawah. Program ini benar-benar mendongkrak ekonomi desa,” kata Dhanas Setianur Dwi Sukma Diva, Kepala Urusan Perencanaan Desa Manggis.
Selain sektor ekonomi, mahasiswa juga mendorong pelestarian budaya. Anton Sujarwo, tokoh masyarakat Dusun Dorok, mengaku termotivasi menjaga artefak peninggalan Medang hingga Majapahit. “Kalau dibuat ruang khusus, koleksi ini bisa jadi wisata edukasi yang mendatangkan manfaat ekonomi,” ujarnya.
Kini, Desa Manggis bukan lagi sekadar desa biasa. Berkat kreativitas mahasiswa UNP Kediri, desa ini menjelma jadi panggung inovasi: dari pojok baca hingga pojok budaya, dari coding digital hingga pelestarian sejarah. Pemerintah desa pun menyatakan siap mendukung keberlanjutan program ini karena bukan sekadar memberi ilmu, tapi juga menyalakan api perubahan.
(red.FR)
0 Komentar