Kisah Pilu Korban Selamat Ponpes Al Khoziny

  

Sidoarjo – Tragedi runtuhnya Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, menyisakan cerita-cerita memilukan dari para korban selamat. Hingga Kamis (2/10/2025) malam, tim SAR memastikan tidak ada lagi tanda kehidupan di balik puing-puing. Dari sekian santri yang berhasil diselamatkan, kisah mereka menjadi gambaran betapa tipisnya jarak antara hidup dan mati.

Haikal: Salat di Antara Nyawa dan Maut

Syahlendra Haical (13) terjebak dua hari di bawah beton berat yang menindih tubuhnya. Dalam kondisi nyaris tak bergerak, ia tetap melaksanakan salat dengan posisi terbaring.
“Teman saya masih menjawab ketika salat Isya, tapi saat Subuh sudah tidak ada suaranya lagi,” ucap Haikal lirih. Temannya wafat dalam posisi sujud, tepat di sisinya.

Fatih: Mengira Semua Hanya Mimpi

Al Fatih Cakra Buana (14) baru sadar ponpesnya ambruk setelah dievakuasi. Selama tiga hari ia merasa sedang bermimpi panjang: minum dari selang, berjalan di tempat gelap, bahkan naik mobil. Kenyataannya, ia tertimbun pasir dengan kepala terlindungi seng. “Saya kira tidur lama, ternyata bangunan sudah roboh,” kata Fatih.

Ahmad: Selamat dengan Harga Sebuah Tangan

Nasib berbeda dialami Nur Ahmad. Untuk menyelamatkan nyawanya, tim medis harus mengamputasi tangannya di tempat sempit di bawah puing-puing.
“Saya sudah siap mati bersama pasien kalau bangunan itu ambruk,” kata dr Aaron, salah satu tenaga medis yang melakukan operasi darurat di lokasi. Ahmad pun akhirnya bisa keluar hidup-hidup, meski kehilangan lengannya.

Rosi: Tiga Hari Tanpa Makan dan Minum

Korban terakhir yang berhasil dievakuasi adalah Syaiful Rosi Abdillah (13) dari Bangkalan. Tiga hari penuh ia bertahan tanpa makan dan minum, hanya dengan doa dan istighfar. Kakinya remuk dan harus diamputasi. “Kami sempat dorong beton sama-sama, tapi nggak bisa. Terlalu berat,” tuturnya.


💔 Dari Haikal yang tetap salat, Fatih yang “bermimpi panjang”, Ahmad yang rela kehilangan tangan, hingga Rosi yang bertahan tiga hari tanpa asupan — semuanya adalah kisah tentang iman, keteguhan, dan harapan.

0 Komentar